Oleh : Dede Farhan Aulawi
Setiap hari manusia berusaha untuk bekerja sesuai dengan bidangnya masing – masing dalam rangka mencari rejeki. Ada yang mudah mendapatkannya dan ada juga yang merasakan sulit untuk memperolehnya. Ada orang yang sudah berusaha siang malam namun rejekinya masih sempit, dan ada juga orang – orangnya yang kerjanya seperti ringan tetapi hasilnya luar biasa. Akhirnya ada orang yang sering bertanya dalam dirinya, kenapa sudah berusaha maksimal tetapi rejekinya masih susah ?
Untuk menjawabnya mungkin ada beberapa alasan yang mungkin menjadi alternatif untuk menjawab pertanyaan di atas. Namun sesekali mungkin tidak ada salahnya juga bila kita mau berinterospeksi diri, barangkali ada beberapa dosa yang kita lakukan sehingga menjadi penghalang turunnya rejeki untuk kita. Rejeki itu hakikatnya dari Allah, maka untuk mendapatkannya tentu harus dengan ijin Allah. Oleh karenanya kita harus senantiasa berusaha agar langkah dan ucap kita senantiasa ada dalam ridlo-Nya. Tetapi bagaimana Allah akan ridlo, jika kita seringkali membuat dosa yang bisa mengundang kebencian Allah SWT. Untuk itulah kita harus senantiasa menepis segala tabir dosa yang bisa menjadi penghalang turunnya rejeki pada kita.
Coba kita perhatikan hadist Rasulullah SAW :
ﻋَﻦْ ﺛَﻮْﺑَﺎﻥَ، ﻗَﺎﻝَ: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: « … ﻭَﺇِﻥَّ اﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴُﺤْﺮَﻡُ اﻟﺮِّﺯْﻕَ ﺑِﺎﻟﺬَّﻧْﺐِ ﻳﺼﻴﺒﻪ»
Sesungguhnya seseorang akan terhalang dari rezekinya karena dosa yang ia lakukan”
(HR Ibnu Majah)
Jadi supaya rezeki bisa lancar, sebaiknya kita harus sering membaca istighfar dan kurangi perbuatan dosa. Namun, terkadang kita melihat masih ada orang yang sering berbuat dosa tetapi hartanya berlimpah. Sementara orang yang tampak rajin beribadah hanya mendapat rezeki yang pas-pasan. Dalam konteks ini, tentunya kita harus tetap bersabar dan terus berusaha, serta jangan iri dengan rejeki orang.
Dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda :
ﻋَﻦْ ﻋُﻘْﺒَﺔَ ﺑْﻦِ ﻋَﺎﻣِﺮٍ، ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ: ” ﺇِﺫَا ﺭَﺃَﻳْﺖَ اﻟﻠﻪَ ﻳُﻌْﻄِﻲ اﻟْﻌَﺒْﺪَ ﻣِﻦَ اﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻌَﺎﺻِﻴﻪِ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ، ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﻫُﻮَ اﺳﺘﺪﺭاﺝ “
“Jika kau melihat Allah memberi nikmat dunia -sesuai keinginannya- kepada seseorang atas perbuatan dosanya, maka hal itu adalah istidraj (kenikmatan semu yang berakhir musibah).
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Singkat kata, untuk melapangkan rejeki kita harus selalu berusaha untuk menjauhi dosa. Masing – masing kita tentu lebih tahu kebiasaan dosa yang sering kita lakukan, bahkan saking seringnya sehingga kita mengagap biasa dalam berbuat dosa tersebut. Selanjutnya teruslah berusaha dengan sungguh – sungguh, serta tingkatkan ibadah untuk menggapai ridlo-Nya. Selebihnya tinggal sabar dan tawakal atas apapun hasilnya. Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua agar tetap istiqomah dalam ibadah dan berbuat amal kebaikan, serta menjauhi segala perbuatan yang mendekati pada perbuatan dosa. Aamiin YRA
0 Comments