DNN, Pontianak | Dampak Penembakan Pemuda Oleh Marius di Pontianak. Pada hari minggu tanggal 17 mei 2020 pukul 03.00 wib bertempat di jln Gusti Situt Mahmud Kelurahan Siantan Tengah Kec. Pontianak Utara telah terjadi kasus penembakan yang dilakukan oleh Sdr. Marius suku tionghoa menggunakan Pistol Softgun.
Fakta-fakta :
A. Kronologis kejadian :
Pada pukul 03.00 wib ada sekelompok anak anak muda membangunkan waktu untuk melaksanakan saur yang seperti biasa dilakukan pada saat bulan suci ramadhan.
Saat sekelompok pemuda melewati depan rumah sdr Marius kemungkinan merasa terganggu Sdr marius marah dan mengeluarkan benda berupa Senjata Air Sofgun dan mengarahkan tembakan kesekelompok pemuda tersebut.
Akibat kejadian tersebut ada beberapa orang yang terkena, Merasa tidak terima mereka mengadakan penyerangan terhadap Sdr marius yang posisinya pada waktu itu didalam rumah.
Informasi yang berkembang di masyarakat bahwa Sdr Marius menembak sekelompok anak muda tersebut dengan menggunakan pistol Air Sofgun sehingga masyarakat merasa tidak terima mendatangi rumah Sdr Marius kemudian terjadi kerumunan masa.
Takut terjadi hal hal yang tidak diinginkan kemudian tersangka dan korban langsung di amankan oleh anggota Polsek Utara dan dibawa ke Polresta pPontianak.
Kemudian oleh Kapolsek Pontianak Utara dan di bantu oleh tokoh masyarakat H. Fauzi menghimbau kepada masyarakat untuk segera membubarkan diri dan jangan sampai masyarakat mengambil tidakan sendiri sendiri karna tersangka dengan korban sudah diamankan di polresta.
B. Hadir dlm Mediasi tersebut :
– Kapolsek pontianak Utara AKP Heri.
– Kasat intelkam Polsek Pontianak Utara Ipda Mahmud
– Tokoh Masyarakat H Fauzi
– Tokoh FPI Pontianak Utara Habib Faisal
– Ketua PP Bapak Mashudi/Lonjong.
– Anggota Polresta Pontianak
– Anggota Polsek Utara
– Babinsa Siantan tengah
Pada pukul 06.30 wib masyarakat mulai membubarkan diri masing masing dan sampai saat ini situasi masih dalam keadaan kondusif.
Catatan :
Adanya kasus yang melibatkan dua etnis dan agama sehingga kasus dengan cepat berkembang karna peean dari media sosial sehingga masyarakat yang awalnya tidak tau menjadi tau.
Agar kiranya masalah tersebut menjadikan atensi petugas kewilayahan untuk melaksanakan pendekatan kepada masyarakat agar kejadian ini tidak meluas.
(A. Sunandar)
0 Comments