DNN, JAKARTA – Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra meminta Pemerintah mewaspadai potensi episentrum baru penyebaran virus corona atau Covid-19, di luar Pulau Jawa.
Hermawan berharap ada pengawasan lebih dari Pemerintah untuk beberapa daerah di luar Pulau Jawa, yang angka kasus positif corona cukup tinggi.
“Indonesia cukup luas, dan akan ada episentrum-episentrum baru di luar Jawa atau luar Jabodetabek. Nah, justru itu yang harus dipantau dan dikendalikan secara seksama,” kata Hermawan, Selasa (28/4/2020).
Berdasarkan data yang diterima Hermawan, angka kasus positif di beberapa daerah di Pulau Jawa memang tidak melonjak signifikan, seperti hari-hari sebelumnya. Namun, ia meminta agar Pemerintah mengantisipasi episentrum baru yang berpotensi menjadi gelombang kedua Covid-19 di Indonesia.
“Jangan sampai, seolah di Jabodetabek atau di Jawa mereda, terkendali, tapi kemudian wilayah lain di luar Jawa justru jadi episentrum baru, bisa menjadi gelombang kedua Covid-19,” imbaunya.
Menurut Hermawan beberapa daerah di luar Pulau jawa yang belakangan ini angka kasus positifnya cukup tinggi yaitu, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan (Sulsel). Ia khawatir dengan penyebaran Covid-19 di dua provinsi tersebut.
“Iya, tentu saja Pemerintah perlu mewaspadai episentrum baru. Sulsel dan NTB cukup riskan bila melihat datanya,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per 27 April 2020, angka kasus positif di NTB dan Sulsel memang cukup tinggi. Sulsel memiliki angka kasus positif sebanyak 440. Sedangkan NTB 206 kasus positif.
Tingkat kematian di Sulsel per 27 April 2020 mencapai 37 orang dan yang sembuh 106. Sementara di NTB, ada 4 orang yang meninggal dan 22 yang sembuh.
(Vivi)
0 Comments